Pemenang Nobel Award di Bidang Kedokteran 2009

Trio ini memecahkan permasalahan besar dalam bidang ilmu biologi yaitu, bagaimana kromosom dapat dikopi dengan cara yang sempurna selama pembagian sel dan bagaimana mereka terlindungi saat melawan proses degradasi.

Mereka menjabarkan bahwa solusi masalah ini dapat ditemukan dalam akhir kromosom yang disebut telomeres dan dalam enzim yang membentuk membentuk mereka.
Telomeres sering dicontohkan sebagai ujung plastik yang terdapat pada bagian ujung tali sepatu yang menjaga agar tali sepatu itu tidak terurai.

“Penemuan yang dihadirkan oleh Blackburn, Greider dan Szostak telah menambah dimensi baru pada pemahaman kita tentang sel, titik mekanisme penyakit, dan menstimulasi perkembangan terapi baru yang potensial,” kata salah satu panitia pemberi penghargaan Nobel seperti dikutip dari Reuters, Selasa (6/10/2009).

Blackburn yang tercatat memiliki dua kewarganegaraan AS dan Australia, merupakan profesor biologi dan fisiologi di University of California, San Francisco.

Greider adalah salah seorang profesor di departemen biologi molekuler dan genetik di Johns Hopkins University School of Medicine di Baltimore.

Sementara yang terakhir, Szostak yang merupakan kelahiran London telah mengajar di Harvard Medical School sejak 1979 hingga sekarang. Saat ini Szostak juga menjadi profesor ahli genetika di Massachusetts General Hospital di Boston.(sumber: okezone)

Tamagochi Sekarang Berwarna | Vibizlife.com

Tamagochi Sekarang Berwarna | Vibizlife.com
Tamagochi Sekarang Berwarna
Senin, 23 November 2009 09.14 WIB

Masih ingat Tamagochi? Pada era 1990-an mainan ini sempat populer di kalangan remaja Indonesia. Meski sekarang sudah banyak 'dilupakan', ternyata gadget sederhana itu masih terus dikembangkan.


gametrailers.com

Seperti kutip dari CoolestGadgets, Senin (23/11/2009), Bandai akan mengedarkan Tamagochi versi baru. Tamagochi ID, demikian mainan ini disebut,
memiliki beberapa pembaruan dibandingkan versi masa lalu.

Hal pertama yang terlihat berbeda adalah layar LCD Tamagochi yang kini berwarna. Hal kedua, konten aksesoris di dalamnya bisa ditambahkan sesuai keinginan pemain.

Konten tambahan bisa diunduh menggunakan ponsel untuk kemudian ditransfer ke benda berbentuk telur ini lewat inframerah.

Tamagochi ID mulai tersedia di Jepang pada 23 November 2009 dengan kisaran harga setara Rp 550.000. Warna yang tersedia adalah merah muda, biru, hijau, ungu, kuning dan putih.

Untuk mereka yang belum tahu, Tamagochi adalah simulasi memelihara binatang ala game Pet Society di Facebook. Pemain game ini diminta untuk merawat binatang virtual mulai dari telur hingga dewasa.

Perhatian terus menerus yang dibutuhkan Tamagochi membuat pemilik terikat secara emosional dengan peliharaannya. Di era 1990-an pemain Tamagochi biasanya membawa peliharaannya ke sekolah karena takut terabaikan atau mati jika ditinggal di rumah.

Sabar Itu Indah

Manusia seringkali berlaku egois. Ketika menginginkan rindu sesuatu, ia berdoa habis-habisan dan berupaya sungguh-sungguh demi tercapainya segala yang dirindukan. Tatkala berhasil, serta-merta ia pun melupakan Allah. Bahkan ia menganggap bahwa keberhasilan itu adalah hasil jerih payah dirinya sendiri.

Sebaliknya, bila kegagalan menimpa, ia sering kecewa karenanya. Terkadang ia berburuk sangka kepada Allah dan menimpakan kekecewaannya itu kepada siapa saja yang dianggap biang penyebab kegagalan tersebut. Padahal, rasa kecewa, sedih, dan kesal itu lahir karena manusia terlalu berharap bahwa kehendak Allah harus selalu cocok dengan keinginannya.

Jelas dari kedua sikap tersebut ada sesuatu yang terlewatkan. Yaitu sikap sabar, tawakal, dan syukur nikmat. Karenanya, beruntunglah orang yang memiliki sikap sabar ketika musibah datang menimpa dan memiliki syukur ketika keberuntungan datang menerpa.

Sabar, menurut Dzunnun Al-Mishry, adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan agama dan bersikap tenang manakala terkena musibah, serta berlapang dada dalam kefakiran di tengah-tengah medan kehidupan. Atau, seperti kata Al-Junaid, "Engkau menelan suatu kepahitan tanpa mengerutkan muka".

Adapun syukur, adalah tindakan memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya. Seseorang dikatakan bersyukur kepada Allah, apabila ia mengakui nikmat itu di dalam batinnya, lalu membicarakannya dengan lisan, serta menjadikan karunia nikmat itu sebagai ladang ketaatan kepada-Nya. Pada hakikatnya syukur itu merupakan perwujudan sikap sabar ketika manusia mendapat nikmat.

Mengapa kita harus bersabar ketika mendapatkan nikmat? Karena, karunia nikmat itu justru akan menggelincirkan manusia ke dalam kekhilafan dan memperturutkan hawa nafsu. Betapa banyak orang yang mampu bersabar ketika diberikan ujian, tapi tak mampu bersabar ketika diberi kenikmatan.

Lalu seberapa mampukah kita merasakan nikmatnya sabar?
Syahdan, di masa Rasulullah SAW, sebuah ujian menimpa Ummu Sulaim. Suatu hari anaknya meninggal dunia, padahal suaminya sedang bepergian. Ummu Sulaim berusaha agar kematian anaknya itu tidak diketahui dengan tiba-tiba oleh sang suami sedatangnya dari perjalanan nanti. Ia pun mempersiapkan hidangan untuk menyambut kedatangan suaminya.

Ketika sang suami datang, ia pun segera menyantap hidangan yang telah dipersiapkan dengan lahapnya. "Bagaimana keadaan anak kita sekarang?" tanya suaminya. "Alhamdulillah, sejak sakitnya itu tidak pernah setenang malam ini," jawab Ummu Sulaim.

Sementara itu, Ummu Sulaim menghias diri dengan memakai pakaian terindah yang dimilikinya, agar sang suami timbul hasratnya. Tak lama setelah sang suami menggauli dan memuaskan hajatnya, Ummu Sulaim mulai bertanya, "Apakah Kanda tidak merasa heran dengan tetangga-tetangga kita itu?"

"Mengapa mereka?" tanya suaminya."Mereka itu diberi pinjaman, tetapi setelah diminta kembali, tiba-tiba mereka menyatakan kedukacitaan yang luar biasa," jawab Ummu Suliam."Buruk sekali kelakukan mereka itu," ujar suaminya.Ketika itulah ia memberitahukan apa sebenarnya yang terjadi terhadap anaknya. "Kanda," ujarnya. "Bukankah anak kita itu hanya pinjaman dari Allah? dan kini Allah telah memanggilnya kembali".

Setelah mendengar perkataan istrinya tersebut, sang suami pun sadar akan apa yang terjadi. "Alhamdulillah, inna lillahi wa inna ilaihi raaji'uun," ujarnya penuh ketabahan. Keesokan harinya, pagi-pagi benar suaminya pergi ke tempat Rasulullah SAW dan memberitahukan kejadian tersebut. Rasul pun berdoa untuk keluarga itu, "Ya Allah, berilah keberkahan untuk kedua suami istri itu pada malam harinya tadi".

Dalam kisah lain diceritakan bagaimana sedihnya Nabi Ya'kub ketika mendengar anaknya, Yusuf meninggal, hingga dikisahkan bagaimana matanya menjadi putih (QS. Yusuf: 84). Dan kesedihan itu semakin bertambah ketika anaknya yang lain Bunyamin ditahan pemerintah Mesir. Namun, apa yang dikatakan Nabi Ya'kub ketika itu? "Fa shabrun jamiil" (QS. Yusuf: 83). Sabar itu indah!

Jadi, kemampuan merasakan nikmatnya sabar terletak pada seberapa besar mutu pengakuan akan adanya takdir dan kemahakuasaan Allah SWT. Seseorang bisa sabar - seperti yang dilakukan Ummu Sulaim dan suaminya - bila ia mampu meyakini bahwa semua yang terjadi karena izin Allah dan meyakini bahwa Allah tidak akan mendzalimi hamba-Nya.

Sa'ad bin Jubair memberikan contoh tentang seorang budak belian yang dipukul dengan cambuk. Namun sikap budak tersebut seolah-olah mencerminkan makna firman-Nya, Inna lillahi Sesungguhnya kami hanya milik Allah semata. Jadi, ia mengakui bahwa dirinya adalah kepunyaan Allah yang bebas dipergunakan dan diapakan saja oleh Allah.

Sedangkan harapannya akan pahala dikarenakan musibah tersebut seakan merupakan makna dari firman-Nya, Wa inna ilaihi raaji'uun Dan kepada-Nya kita kembali. Oleh karena itu, tidak mengherankan ketika Abu Bakar As-Siddiq jatuh sakit, dan para sahabat yang menjenguknya bertanya, "Saudaraku, tidakkah sebaiknya kami panggilkan saja tabib?". Abu Bakar menjawab, "Sudah, tabib sudah memeriksaku". "Apa yang dikatakannya?" tanya mereka. Abu Bakar menjawab, "Dia katakan, 'Aku Maha Berbuat terhadap apa yang Aku kehendaki !".

Dengan demikian, syarat mutlak orang bisa bersabar adalah ketika ditimpa sesuatu, pikirannya langsung tertuju hanya kepada Allah SWT. Inilah kunci terpenting yang harus dimiliki siapa saja yang ingin menjadi ahli sabar.

Karena itu, keindahan dan keluhuran pribadi seseorang dapat dilihat dari sejauh mana ia pandai bersabar. Semakin seseorang mampu bersabar, niscaya akan semakin indah pula akhlaknya. Jaminan Allah pun demikian luar biasa bagi ahli sabar. "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas!" (QS. Az-Zumar:10).

"Dan berikanlah kabar gembira pada orang-orang yang sabar, yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, 'Inna lillaahi wa inna ilahi raaji'uun'. Mereka itulah orang-orang yang mendapat rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS. Al-Baqarah:155-157). Wallahu a'lam bish-shawab