BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu sektor yang menjadi perhatian bagi kemajuan suatu negara, khususnya dalam era globalisasi. Melalui pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia kreatif dalam mengambil langkah antisipatif terhadap keadaan dan masalah yang muncul akibat globalisasi tersebut. Pengaruh globalisasi ini akan berdampak kepada negara secara keseluruhan, olehnya itu keseluruhan negara harus betul-betul siap dalam menghadapi segala tantangan yang semakin berat.
Pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dunianya dalam menghadapi segala tantangan global tersebut sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya. Olehnya itu masalah pendidikan tidak akan pernah selesai sebab pada hakekatnya manusia sendiri harus selalu berkembang mengikuti dinamika kehidupan. Dalam keadaan seperti itulah pendidikan tetap memerlukan inovasi yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi tanpa menurunkan nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga untuk menjadi bangsa yang kreatif dan maju, kita harus memacu diri untuk belajar terus-menerus dan mengembangkan sifat tekun, ulet, serta kerja keras yang tinggi.
Penggunaan media dalam belajar mengajar sangat menunjang keberhasilan tujuan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu media pengajaran yang digunakan harus dapat meningkatkan prestasi siswa dan memperkecil kesulitan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Untuk menyampaikan materi yang telah dirumuskan perlu media dengan mempertimbangan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media yang digunakan harus menarik dan inovatif sehingga dapat menarik minat siswa dalam mengajar, serta media pengajaran yang digunakan harus mengaktifkan siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran nasional.
Salah satu media yang dapat digunakan dalam membantu proses belajar mengajar adalah media interaktif. Teknologi Informasi menekankan pada pelaksanaan dan pemprosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi atau menampilkan data dengan menggunakan perangkat-perangkat teknologi elektronik terutama komputer. Makna teknologi informasi tersebut belum menggambarkan secara langsung kaitannya dengan sistem komunikasi, namum lebih pada pengolahan data dan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi menekankan pada penggunaan perangkat teknologi elektronika yang lebih menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi, sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi kriteria komunikasi yang efektif.
Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Negeri 2 Bulukumba, memperlihatkan bahwa guru Biologi cenderung menerapkan metode ceramah, sehingga proses pembelajaran berpusat pada guru yang aktif menjelaskan sedangkan siswa bersifat pasif yang hanya mendengarkan dan mencatat saja. Hal ini tentu saja sangat membosankan bagi siswa itu sendiri sehingga mereka akan sulit untuk berkonsentrasi dan fikiran mereka pun melayang kemana-mana. Akibatnya hanya sedikit materi yang tersimpan dalam ingatan dan memori siswa. Padahal dalam pembelajaran biologi banyak materi yang dapat ditampilkan dengan menggunakan media interaktif ini termasuk materi jamur.
Dengan penggunaan media interaktif ini, siswa dapat dengan langsung melihat proses reproduksi jamur secara langsung tanpa perlu berkhayal lagi. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan adapun nilai rata-rata hasil ujian yang diperoleh pada ujian blok maupun ujian semester pada tahun sebelumnya, memperlihatkan hasil yang masih rendah yaitu masih banyak siswa yang memperoleh nilai 68 kebawah sementara nilai standar kelulusan yang telah ditetapkan disekolah yaitu 68 keatas.
Masalah rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa ini muncul karena kurangnya penggunaan media pembelajaran yang menyebabkan siswa sulit untuk memahami dan mengerti materi pelajaran. Selain itu juga penggunaan metode ceramah yang monoton sehingga terkadang membuat siswa jenuh dengan apa yang disampaikan oleh guru, siswa cenderung untuk bermain-main dan tidak semangat dalam kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Akibatnya hanya sedikit materi yang tersimpan dalam ingatan siswa. Jika hal ini berlangsung terus-menerus dalam waktu yang lama maka minat, motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa juga akan menurun. Padahal jika ditinjau dari segi ketersediaan infrastruktur dan sarana pembelajaran sudah sangat memadai karena telah dilengkapi media visual atau proyektor (LCD) maka sangat memungkinkan dilaksanakannya penggunaan media interaktif berbasis ICT (Information Communication and Technology) yang pernah dilaksanakan oleh guru-guru khususnya Biologi di sekolah tersebut. Oleh sebab itu peneliti mencoba mengangkat judul peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas X melalui penggunaan media intaraktif berbasis ICT di SMA Negeri 2 Bulukumba.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah dan pemecahan masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar Biologi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bulukumba melalui penggunaan media interaktif.
2. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas Belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Bulukumba.

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Bulukumba melalui penggunaan media interaktif.

D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi guru, melalui penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan profesionalisme sebagai guru utamanya melalui penggunaan media interaktif.
2. Bagi siswa, meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi karena disajikan secara menarik dengan tampilan warna-warna yang atraktif sehingga tidak bersifat membosankan, dapat memudahkan siswa menyingkat materi yang berjumlah banyak karena materi yang disajikan dalam bentuk point-point.
3. Bagi sekolah, memberikan konstribusi yang positif terhadap sekolah dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran, khususnya Biologi.



































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR


A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Media
Menurut Sadiman (2005) media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sedangkan Arsyad (1997) mengemukakan bahwa media dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Asnawir dan Usman (2002) mengemukakan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Media adalah kata jamak dari medium berasal dari kata latin memiliki arti perantara (between). Secara defenisi media adalah suatu perangkat yang dapat menyalurkan informasi dari sumber ke penerima informasi. Media dalam komunikasi merupakan bagian dari komponen yang tidak dapat tidak mesti ada, yaitu komunikator adalah seseorang yang menyampaikan informasi, komunikasi adalah seseorang yang menerima informasi, pesan merupakan isi yang disampaikan dalam berkomunikasi, dan media merupakan perangkat penyalur informasi. Jika satu dari empat komponen ini tidak ada, maka proses komunikasi tidak mungkin terjadi. Karena itu, media mempunyai makna jika dan hanya jika ketiga komponen lain ada. Jika tidak, maka media secara praktis dianggap tidak ada dan tidak perlu dibicarakan (Martinis dan Bansu, 2009).
Dalam dunia pendidikan, konsep komunikasi tidak banyak berbeda kecuali dalam aspek konteks berlangsungnya komunikasi itu. Dalam proses pembelajaran, sumber informasi adalah guru, siswa atau orang lain. Penerima informasi mungkin juga guru, siswa atau orang lain. Maka dalam hal ini media mendapat defenisi lebih khusus, yakni “teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm 1977 dalam Martinis dan Bansu, 2009), atau sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran (Briggs 1977 dalam Martinis dan Bansu, 2009).
Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jadi, berdasarkan pengertian media di atas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
2. Media Interaktif
Media Interaktif adalah media pembelajaran yang mampu mengkondisikan situasi pembelajaran menjadi kondusif sehingga siswa dapat terlibat secara aktif baik fisik maupun mental.
Proses belajar mengajar (PBM) seringkali dihadapkan pada materi yang abstrak dan di luar pengalaman siswa sehari-hari, sehingga materi ini menjadi sulit diajarkan guru dan sulit dipahami siswa. Visualisasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengkonkritkan sesuatu yang abstrak. Gambar dua dimensi atau model tiga dimensi adalah visualisasi yang sering dilakukan dalam PBM. Pada era informatika visualisasi berkembang dalam bentuk gambar bergerak (animasi) yang dapat ditambahkan suara (audio). Sajian audio visual atau lebih dikenal dengan sebutan multimedia menjadikan visualisasi lebih menarik. ICT dalam hal ini komputer dengan dukungan multimedia dapat menyajikan sebuah tampilan berupa teks nonsekuensial, nonlinear, dan multidimensional dengan percabangan tautan dan simpul secara interaktif. Tampilan tersebut akan membuat pengguna (user) lebih leluasa memilih, mensintesa ,dan mengelaborasi pengetahuan yang ingin dipahaminya. Walhasil komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena komputer tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi, seperti yang diinginkan. Iklim afektif ini akan melibatkan penggambaran ulang berbagai objek yang ada dalam pikiran siswa. Dan iklim inilah yang membuat tingkat retensi siswa pengguna komputer multimedia lebih tinggi dari pada bukan pengguna (Saroso, 2008 ).
Pembelajaran dengan menggunakan media interaktif memiliki banyak keuntungan dalam proses dan hasil pembelajaran yaitu :
a. Meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran, memberikan variasi terhadap pola konvensional.
b. Meningkatkan motivasi dan daya dorong untuk terus belajar sesuai dengan alur program yang ditawarkan, dengan reward yang terprogram dalam computer.
c. Dapat digunakan untuk pembelajaran secara individual, tidak terbatas pada ruang kelas, dapat digunakan dimana saja.
d. Mengakomodasikan keberagaman kemampuan siswa antar lower, middle, dan higher.
e. Dengan kemampuan multimedia yang meliputi unsur video, animasi, sounds, grafis dan teks menjadikan pembelajaran interakif menjadi lebih hidup, dan tidak membosankan bagi siswa.
f. Sesuai riset yang dilakukan oleh banyak ahli, pembelajaran interaktif secara signifikan mampu meningkatkan hasil belajar siswa secara kualitas dan kuantitas.

3. Definisi Media Pembelajaran Berbasis ICT (Information and
Communication Technology)
a. Pengertian Media Pembelajaran Berbasis ICT (Information and Communication Technology)
Media berasal dari bahasa latin yaitu merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tntang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembeljaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Assosiation (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat diatas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektifitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengagan abad ke- 20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Globalisasi telah memicu kecendrungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka dalam memanfaatkan berbagai teknologi (Mukhopadhyay dalam Wardiana, 2002). Media interaktif berbasis ICT digunakan, sebab sekarang ini kita tidak dapat menghindari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang, terutama di bidang pendidikan. Untuk itu teknologi langsung yang berhubungan dengan pembelajaran adalah teknologi informasi dan komunikasi (Information Communication Technology).
Kata teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai sesuatu yang berupa mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan prmesinan, namun sesungguhnya teknologi pendidikan memiliki makna yang lebih luas, karena teknologi pendidikan merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur, dan pengelolaannya (Hoba dalam Riyana, 2006) kemudian pengertian tersebut akan lebih jelas dengan pengertian bahwa pada hakikatnya teknologi adalah penerapan dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis (Galbraith dalam Riyana, 2006). Keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan efisiensi dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah, sebab teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknologi pendidikan juga dapat dipandang sebagai suatu produk dan proses (Sadiman dalam Riyana, 2006). Sebagai suatu produk teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih konkrit seperti radio, televisi, proyektor, OHP (Riyana, 2006).
Sebagai sebuah proses teknologi pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisa masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia (AECT dalam Riyana, 2006).
Menurut Riyana (2006), sebagai bagian dari pembelajaran teknologi/ICT memiliki tiga kedudukan yaitu :
1) Peran tambahan (suplemen)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), pabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran melalui ICT atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran melalui ICT. Sekalipun sifatnya hanya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. Walupun materi pembelajaran melalui ICT beperan sebagai suplemen, para dosen/guru tentunya akan senantiasa mendorong, menggugah, atau menganjurkan para peserta didiknya untuk mengakses materi pembelajaran melalui ICT yang telah disediakan.
2) Fungsi pelengkap (komplemen)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), apabila materi pembelajaran melalui ICT diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran melalui ICT diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) yang bersifat enrichment atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
3) Fungsi pengganti (substitusi)
Tujuan dari fungsi pengganti (subtitusi) untuk membantu mempermudah para siswa mengelola kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat menyesuaikan waktu dan aktivitas lainnya.
Gambaran menganai pengetahuan seringakali dikaitkan dengan model saluran komunikasi, dimana komunikasi dipandang sebagai pertukaran informasi melalui suatu jalur diantara pihak-pihak yang terlibat. Dari perspektif tersebut, ICT dipandang
hanya sebagai sebuah alat yang menyediakan sebagai jalur komunikasi yang baru sehingga akhirnya memajukan proses komunikasi. (Albert dan Michael, 2008).
Beberapa manfaat media pengajaran dalam bentuk kartu indeks dan soal-soal terstrktur berbasis ICT, yaitu pada proses pembelajaran adalah :
1) Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
2) Dapat menagatasi hal-hal yang terlalu kompleks dan terlalu rumit untuk diamati.
3) Menghasilkan keseragaman pengamatan siswa terhadap sesuatu.
4) Membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa yang baru, serta memberikan motivasi dan merangsang kegiatan belajar mengajar siswa.
5) Menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan.
6) Memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung pada model tersebut.
7) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.
8) Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak yang telah mereka pelajari.
b. Pembagian media pembelajaran
Menurut Mang (2001) pembagian media pembelajaran yaitu :
1) Media/ Alat peraga komputer berupa program pelajaran internet.
2) Media/ Alat peraga perangkat nyata berupa model, peralatan kerja dan obyek.
3) Media/ Alat peraga media cetak berupa buku pelajaran, surat kabar, majalah, lembaran peraturan, kamus dan atlas.
4) Media/ Alat peraga bahan belajar/mengajar berupa plakat/poster, papan tulis, transparan, lembar kerja, buku tulis, papan peraga.
5) Media/ Alat peraga media audio-visual berupa film, video, foto transparan dan program multimedia.
Menurut Sappe (2004), dalam pelaksanaan pembelajaran, dikenal beberapa jenis media. Jenis media yang digunakan ditentukan oleh tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Arsyad (2002), mengungkapkan bahwa sejumlah media yang sering digunakan di Indonesia, yaitu (i) media tradisional, seperti (a) visual diam yang diproyeksiakan, misalnya opaquc (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, dan filmstrips, (b) visual yang diproyeksikan, misalnya gambar atau poster, foto, grafik atau diagram, dan pameran, (c) audio, misalnya rekaman piringan dan pita kaset, (d) penyajian multimedia, misalnya slide plus suara (tape) dan multi image, (e) visual dinamis yang diproyeksikan, misalnya film, televise, dan video, (f) cetak, misalnya buku teks, modul atau teks terprogram, workbook, majalah ilmiah atau berkala, dan lembaran lepas, (g) permainan. Misalnya teka-teki, simulasi, dan permainan papan, (h) realia, misalnya model, specimen (contoh), manipulative (peta, boneka), dan (ii) media teknologi mutakhir, seperti (a) media berbasis telekomunikasi, misalnya telekonferen, dan kuliah jarak jauh, (b) media berbasis mikroprosesor, misalnya computer-assisted instruction, permainan komputer, sistem tutor inteligen, interaktif, hypermedia, dan compact (video) disc. Ouda (2007), membagi media menjadi dua bagaian yaitu media presentasi dan media interaktif. Sedangkan Mang (2001), memilih media menjadi lima, yaitu: (i) media komputer, contoh: media pembelajaran dan internet, (ii) media cetak, contoh: buku pelajaran, surat kabar, majalah, lembaran peraturan, kamus, dan atlas, (iii) media nyata, contoh: model, peralatan kerja, dan objek, (iv) media belajar/ mengajar, contoh: plakat/ poster, papan tulis, transparan, lembar kerja, buku tulis, dan papan peraga,dan (v) media audio-visual, contoh: film, video,dia/foto transparan, dan program multimedia.

c. Fungsi media
Menurut Wankat dan Oreonovicz (1993) dalam Made (2009), menjelaskan bahwa keuntungan utama media pembelajaran berbasis ICT adalah memeberi kemudahan bagi guru dalam mengembangkan materi pembelajaran lebih lanjut. Demikian pula pembelajaran berbasis ICT memiliki beberapa keuntungan antara lain sebagai berikut :
a. Dapat mengakomodasi siswa yang lamban karena dapat menciptakan iklim belajar yang efktif dengan cara yang lebih individual.
b. Dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan karena tersedianya animasi, grafis, warna dan music.
c. Kendali berada pada siswa sehingga kecepatan belajar dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan.
Menurut Sappe (2004) manfaat media dalam proses belajar mengajar yaitu:
a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
b. Media dapat mengatasi objek yang terlalu kecil (yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang).
c. Media dapat mengatasi gerakan yang terlalu lambat dan terlalu cepat.
d. Media dapat mengatasi hal-hal terlalu kompleks dan terlalu rumit untuk diamati.
e. Media dapat mengatasi hal-hal seperti peristiwa alam.
f. Media memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan dan masyarakat atau keadaan alamiah.
g. Media menghasilkan keseragaman pengamatan siswa terhadap sesuatu.
h. Media dapat menanamkan konsep dasar yang konkrit dan realitas.
i. Media dapat membangkitkan keinginan dam minat belajar yang baru serta membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar mengajar siswa.
Menurut Sudjana (2005), manfaat media pembelajaran bagi siswa dalam proses belajar mengajar antara lain: (i) menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (ii) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan memungkinkan siswa lebih menguasai tujuan pengajaran dengan lebih baik; (iii) metode pengajaran pun akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga dalam mengajar setiap jam pelajaran; (iv) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Media merupakan sarana yang bermanfaat bagi siswa. Beberapa manfaat media menurut Rahardjo (1991), yaitu: (i) meningkatkan motivasi belajar, (ii) memberikan variasi belajar, (iii) memberikan struktur yang memudahkan belajar, (iv) menyajikan inti informasi belajar, (v) memberikan sistematika belajar, (vi) menampilkan contoh yang selektif, dan (vii) merangsang siswa berfikir analisis. Hal ini terkait dengan materi pelajaran biologi, yang dalam proses pembelajaran kadang sulit dipahami oleh siswa, untuk menjadikan materi pelajaran yang sulit dipahami menjadi jelas dengan mudah dipahami, maka guru menggunakan media pembelajaran.
Jadi berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi media dalam proses belajar mengajar yaitu dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif, menumbuhkan rasa ingin tahu siswa, membuat proses belajar mengajar lebih menarik dan tidak membosankan serta memberikan variasi dalam belajar.

4. Hasil belajar
Menurut Danim (1995), belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinyu, dari proses itu akan diperoleh sesuatu hasil yang disebut hasil belajar. Hudoyo (1990) memberikan batasan bahwa hasil belajar adalah proses berfikir menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian interaksi yang telah diperoleh Dimyati dan Modjiono (2002) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Sasaran dari kegiatan belajar mengajar adalah hasil belajar. Apabila proses belajar mengajar berjalan dengan baik, maka hasil belajar juga baik, artinya hasil belajar harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pengajar dalam menyelesaikan suatu masalah dan sebagai pertimbangan dalam langkah selanjutnya. Adapun pengertian hasil belajar menurut Abdurrahman (1991) adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Sudjana (1989) mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya (proses belajar mengajar). Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang-bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hasil belajar merupakan prestasi yang dicapai oleh murid dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes standar sebagai alat pengukuran keberhasilan belajar seseorang. Menurut Djamarah (1996), hasil belajar merupakan prestasi dan kesan-kesan yang diperoleh sehingga mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktivitas dalam belajar. Berdasarkan pendapat tentang hasil belajar diatas maka kegiatan belajar mengajar dapat digunakan sebagai ukuran tingkat penguasaan pengetahuan dan keterampilan siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam bidang tertentu.

5. Pembelajaran Konsep Jamur Dalam KTSP
Konsep jamur yang dipelajari oleh siswa kelas X merupakan salah satu materi yang terdapat kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) kelas X semester I, standar kompotensi 2 memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup, dan pada kompetensi dasar 2.4 mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan kajian literatur serta perananya bagi kehidupan. Konsep ini cukup sulit dijelaskan oleh guru jika tidak menggunakan media pembelajaran. Hal ini disebabkan karena materi ini kebanyakan memuat hal-hal atau objek yang kurang jelas untuk diamati secara langsung.
Pada konsep ini membahas tentang ciri-ciri yang meliputi struktur tubuh, reproduksi dan daur hidup, jenis-jenis, serta klasifikasi dari jamur. Tanpa ada penjelasan dari guru mengenai penggunaan kartu indeks dan soal-soal terstruktur berbasis ICT, siswa akan kesulitan dalam memahami materi ini. Akibatnya presentasi atau materi yang disampaikan oleh guru tanpa menggunakan media tersebut akan membuat siswa merasa bosan sehingga akan berdampak pada hasil belajar yang rendah karena kurangnya pemahaman siswa.
Oleh karena itu sangat diperlukan adanya alat bantu dalam pembelajaran yaitu penggunaan media pengajaran visual dalam bentuk kartu indeks dan soal-soal terstruktur berbasis ICT. Media ini dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dengan objek pengamatan yang terlalu kecil dengan kata lain mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. Selain itu penggunaan media ini akan menarik perhatian siswa dan membuat siswa tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sampai akhir jam pelajaran.

B. KERANGKA BERPIKIR
Salah satu hal yang dapat menarik perhatian siswa terhadap pelajaran yang akan diajarkan adalah penyajian materi yang lebih menarik serta komunikatif, sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Oleh karena itu, pada saat mengajar, seorang guru sebaiknya kreatif dalam menyajikan bahan pelajaran terutama dalam pembelajaran biologi. Salah satu sarana pembelajaran yang dapat digunakan adalah media pembelajaran yang tepat. Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengjara oleh guru dan dapat memotivasi siwa untuk belajar lebih aktif, menumbuhkan rasa ingin tahu siswa, membuat proses belajar mengajar lebih menarik dan tidak membosankan serta memberikan variasi dalam belajar.
Media visual memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan dengan memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata sehingga menumbuhkan minat belajar siswa. Penggunaan media visual dalam bentuk media interaktif dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dengan objek pengamatan yang terlalu kecil atau dengan kata lain dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Selain itu penggunaan media interaktif dapat menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa karena memberikan pengalaman belajar tersendiri bagi siswa, baik berupa kesan penglihatan ataupun kesan pendengaran, sehingga bahan yang diajarkan mudah diingat dan dipahami.
BAB III
PENUTUP



A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media interaktif berbasis Information, Communication, and Technology (ICT) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bulukumba pada konsep Jamur.

B. Saran
1. Sebaiknya dalam menyajikan materi, diharapkan selektif dalam memilih media yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga siswa lebih termotivasi dalam proses belajar yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Media interaktif dapat menjadi salah satu alternatif media pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran Biologi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

No comments